Feature Top (Full Width)

DOMAIN AFEKTIF

Selasa, 16 Mei 2017



Dalam buku yang ditulis oleh Krathwohl, Bloom dan Masia (1973) domain efekstif didefinisikan sebagai perilaku yang berkaitan dengan emosi seperti perasaan, nilai, aprisiasi, antusiasme, motivasi dan sikap. Domain afeksi terdiri dari 5 kategori disusun dari yang sederhana ke yang rumit yang meliputi receiving (penerimaan), responding(tanggapan), valuing (penilaian), organization (pengaturan) dan Characterising (pembiasaan).Tinghkatan kompetensi afektif digambarkan dalam piramida berikut.





Tingkatan perilaku tersebut secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.  Perilaku Penerimaan berbentuk kesadaran, kehendak mendengarkan, dan memperhatikan. Sebuah contoh sederhana, ketika Ahmad pertama kali memperoleh informasi tentang pentingnya olah raga bagi kesehatan maka sikap yang pertama kali adalah menerima dengan perkataan “ooo begitu yah” atau sikap lain yang ditunjukkan misalnya tekun duduk manis dan tertarik mendengarkan informasi tersebut.
2.    Perilaku merespon dalam bentuk partisipasi aktif menaggapi. Di tingkat ini Ahmad mulai bertanya, mencari informasi yang lebih banyak, mempelajari dan berlatih jenis olah raga tertentu.
3.    Perilaku penilaian ditunjukkan dengan sikap mulai memberikan komentar atau pernyataan-pernyataan dan mulai mengikuti kebiasaan tertentu. Di tingkat ini Ahmad mulai berkomentar bahwa si Andi temannya memiliki kebiasaan yabng baik karena sering oalh raga. Ahmad mulai mengikuti ajakan teman atau orang tua untuk berolaharaga hari minggu karena dia meyakini bahwa olah raga itu baik.
4.    Perilaku Pengorganisasian dan konseptualisasi ditunjukkan dengan sikap mengatur diri dan memutuskan sesutu berdasarkan prioritas.  memadukan nilai sikap berikutnya adalah mengorganisasi dan konseptualisasi. Di tingkat ini Ahmad mulai memiliki konsep yang jelas mengenai olahraga yang ditunjukkan dengan menggemari jenis olah raga ertentu dan mulai mengorganisasikan waktu dan biaya uantuk kebutuhan olah raga yang ia gemari. Di tingkat ini Ahmad mulai membeli alat olah raga dan menentukan jadwal. Ahmad juga mulai bergubung dengan kelompok/klab olah raga tertentu.
5.    Tingkatan tertinggi dari domain sikap Karakterisasi atau Internalisasi nilai. Dalam tingkatan ini seseorang telah menjadikan sebuah system nilai menjadi bagian dari perilaku keseharian sehingga menjadi karakteri. Di tingkat ini Ahmad mulai terbiasa dengan oleh raga yang digemarinya dan sudah menjadi bagian dari kehidupan. Kalau orang lain melihat Ahmad maka akan mengatakan bahwa Ahmad selalu kelihatan bugar karena berolahraga secara rutin. Ahmad sendiri merasa kalau tidak berolah raga maka merasa ada sesuatu yang kurang pada dirinya.

Berikut ini kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator hasil belajar pada domain sikap.



Daftar kata kerja tersebut tidak mutlak. Mungkin masih ada kata kerja lain pada konteks tertentu yang lebih tepat. Apabila menemukannya, Anda bisa menambahkannya dalam daftar ini dan dapat menggunakannya.

Ditulis oleh Asip Suryadi
Revisi 16 Mei 2017


35 comments:

Salwa Nabila mengatakan...

Silakan ajukan minimal satu pertanyaan.

Hajar Anwar mengatakan...

Apakah Elearning akan mampu menyentuh aspek domain afektif peserta didik ?

Salwa Nabila mengatakan...

Ketika Anda mengikuti e-learning, apakah ada sikap yang berubah pada Anda? Ada beberapa sikap yang dapat dibentuk melalui pembelajaran berjarak, misalnya peningkatan ketekunan, kedisiplinan, motivasi belajar, self regulation, dan sebagainya. Apabila pengembang kurikulum dapat merancangnya dengan akurat maka e-learning dapat mengembangkan sikap tersebut.

Mahmudah MAN 9 Jakarta mengatakan...

Apakah ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan kognitif tingkat tinggi terhadap sikap seseorang

Mulya Doang mengatakan...

Apa yang harus dilakukan pendidik supaya domain afektif ini efektif dalam pelaksanaanya?

Salwa Nabila mengatakan...

Menurut saya bukan pengaruh tap Terjadi arsiran.

Salwa Nabila mengatakan...

Menggunakan metode keteladanan. Uswatun hasanah.

diyanah mengatakan...

Dalam domain afektif, bagaimana langkah-langkah penilaian yang tepat yang berisi perilaku-perilaku dalam mengaplikasikan penekanan terhadap aspek perasaan. nilai aprisiasi/antusiasme, motivasi dan sikap didalam penilaian pembelajaran.

nanadar_ucrit mengatakan...

bagaimana cara terbaik untuk menerapkan domain apektif dalam sistem pendidikan dan apakah apektif mencakup watak prilaku seseorang?

Jupri Albantani mengatakan...

Terkadang guru sudah memberikan tugas kepada anak didik untuk bersikap sopan kepada orang lain. Disekolah anak ini melakukan apa yang diperintahkan kepada anak, tetapi di luar sekolah anak ini tidak menerapkannya, Apakah anak ini dikatan baik dalam ranah Afektif ?

Jupri Albantani mengatakan...

Terkadang guru sudah memberikan tugas kepada anak didik untuk bersikap sopan kepada orang lain. Disekolah anak ini melakukan apa yang diperintahkan kepada anak, tetapi di luar sekolah anak ini tidak menerapkannya, Apakah anak ini dikatan baik dalam ranah Afektif ?

cinta fisika mengatakan...

1. Sampai dimana kita bisa mengukur keberhasilan belajar pada ranah afektif? Tiap pertemuankah? Atau tiap pertengahan semester? atau sampai akhir semester?
2. Apakah kita bisa menyimpulkan hasilnya dengan melihat perubahan perilaku/sikap ketika akhir semester?
3. Bagaimana jika hingga akhir semester tidak ada perubahan perilaku/sikap. Apakah proses pembelajaran kita gagal?

Mulya Doang mengatakan...

Aaminn ya Allah, semoga semua pendidik dapat menjadi uswatun hasanah bagi dirinya, keluarga, dan peserta didiknya. Insya Allah ladang amal untuk kelak dapat menarik kita ke surganya Allah SWT

Ahmad Rahmani mengatakan...

Bagaimana merumuskan indikator pada domain afektif untuk prilaku perubahan kesadaran, merespon aktif dan menilai teman lainnya

Ahmad Rahmani mengatakan...

pada buku yang ditulis oleh Krathwohl, Bloom dan Masia (1973) domain efektif, apakah teori-teori yang diungkapkan oleh Krathwohl, Bloom dan Masia itu sesuai jika diaplikasikan di negara kita Indonesia?

Rini Silvana mengatakan...

Iya setuju, menjadi role model.. Orang inggris menyebutnya 'walk the talk' artinya, kerjakan yg anda katakan... Ketkka meminta anak membaca, kita membaca, ketika meminta anak menulis, kita pun menulis, kita meminta anak sopan, kita dahulu yang sopan pada mereka...

Rini Silvana mengatakan...

Mungkin ada yang salah dengan pembelajaran kita pak, jika kita sudah memasukkan indikator 'berlaku sopan pada orang lain' pada pembelajaran kita, selanjutnya adalah suri tauladan, kita bersikap sopan pada siswa kita di setiap kesempatan.. Insyaallah itu tidak terjadi, jika masih terjadi ya remedial pak, kita mulai dengan me-remedial RPP kita :)

Rini Silvana mengatakan...

Mungkin indikator ditulis dengan detail seperti:
Siswa menunjukkan sikap responsif dan pro aktif dengan cara terlibat aktif dalam kerja tim pada penyelesaian proyek.
Mereka bisa menilai teman dengan cara: kita memberi lembar rubrik penilaian berikut prosedur/pedoman penilaian nya

Rini Silvana mengatakan...

Adakah cara yg efektif dan efisien menilai hasil belajar di domain afektif ini, selama ini saya hanya dibantu penilaian antar teman, dan saya pun hanya melihat domain ini pada saat pembelajaran...apakah sudah terjadi perubahan sikap atau tidak pada diri siswa saya, honestly, sulit dipantau ..apalagi dengan jumlahnya yang fantastis 6 kelas X 40 siswa?

Ajidullah Ajid mengatakan...

Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap,nilai,perasaan,emosi serta menerima/menolak suatu objek. Pertanyaannya sejauh mana korelasi antara ketiga domain jika domain kognitif rendah maka domain afektifnya juga rendah atau sebaliknya

aan musthofiah mengatakan...

Domain Afektif didefinisikan sebagai perilaku yang berkaitan dengan emosi seperti perasaan,apresiasi,motivasi dan sikap,kenyataan dilapangan sulit untuk mengukur sikap seseorang karena kadang siswa ketika berada disekolah prilakunya baik,tapi ketika berada diluar sekolah tidak sesuai dengan ketika berada disekolah,Bagaimana menghadapi hal itu

iskandar syahputra gunawan mengatakan...

Ranah afektif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Di dalamnya mencakup penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), tata nilai (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization. Pertanyaannya : Bagaimana mengidentifikasi kriteria ketercapaian aspek afektif pada peserta didik?

Erin Amrina mengatakan...

Ada dua pertanyaan yang ingin saya ajukan, terkait erat dengan salah satu siswa yang saya didik. Pada ranah afektif terdapat kategori-kategori mulai dari yang sederhana hingga rumit.
Pertama, apakah seluruh kategori pada ranah afektif harus dimunculkan dalam 1KD?
Kedua, Bagaimanakah cara yang tepat untuk menghadapi dan mengatasi siswa yang sulit menunjukkan perilaku penerimaan (kesadaran mendengar & memperhatikan) padahal sebagai seorang pendidik, berbagai pendekatan telah diupayakan baik pada personal siswa maupun mendekati anggota keluarganya?

PUTRI IDAMAYANTI putri idamayanti mengatakan...

Mengapa didalam RPP 13 lebih dominan dalam penilain efektif?

Nurzanah mengatakan...

Apakah sikap yang dimunculkan hanya sikap positif saja sedangkan sikap yang negatif yang muncul pada siswa tidak mendapatkan penilaian, misalnya ketika sedang berdiskusi kelompok, siswa ada yang bercanda, mengobrol, dll?

pipit indrawati mengatakan...

Domain Afektif ini seringkali dianggap bias karena rentang penilaiannya yang cenderung kualitatif ketimbang kuantitatif. Tepatkah jika mengacu pada salah satu Bimtek yang pernah saya ikuti bahwa distribusi normalnya di kelas terwakili oleh siswa yang berperilaku sangat positif (diberi nilai A) atau sangat negatif (diberi nilai C), dan sisanya yang berada di tengah-tengah diberi nilai B? Mohon penjelasannya.

Dedi Sambas mengatakan...

Domain afektif, mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam menagalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan karakteristik diri.pertanyaannya adalah apakah kita bisa mengetahui dan mengukur siswa benar benar mencapai indikator hasil belajar atau hanya berpura pura didepan kelas.hanya huntuk mendapatkan nilai sempurna ?

femy afriani mengatakan...

Domain afektif jelas ada dalam unsur penilaian pada setiap anak didik,tetapi masyarakat pada umumnya masih menilai bahwa domain kognitif lebih penting,bagaimana merubah paradigma ini apakah memang seperti itu anak yang mempunyai kognitif sudah dianggap otomatis baik afektifnya

PRAMESTI MAN 22 mengatakan...

Dalam permen terbaru kompetensi dasar untuk sikap dilakukan secara tidak langsung, apakah setiap pendidik harus menilai sikap pada setiap pertemuan? Alat ukur apa yang tepat dalam menilai ranah afektif ini agar guru lebih objektif terhadap peserta didik? kadang kala guru menilai anak yang pintar itu sikapnya baik...

Sumarno Aji mengatakan...

Karakterisasi merupakan kategori tertinggi dalam herarki sikap.Pertanyaan Saya bisakah disamakan antara karakter dengan watak ataukah watak juga termasuk bagian herarki sikap ?

deden sudrajat mengatakan...

1. Bagai manakah cara menilai sikap dari anak - anak didik pada saat pembelajaran yang kadang-kadang aktif dalam merespon pelajaran, kadang juga malas dalam mencari tau pelajaran yang akan di bahas ?

Munirudin Udin mengatakan...

Tingkatan tertinggi dari domain sikap/afektif adalah Karakterisasi atau Internalisasi nilai, bagaimana teknik penilaian atau pengukuran keberhasilan yang konsisten terhadap sesuatu yang abstrak bahkan bisa jadi itu adalah sebuah topeng dari siswa ketika di depan guru ? faktor manakah yang paling berpengaruh faktor internal atau eksternal dalam proses internalisai nilai ?

Vita Puspasari mengatakan...

KD-KI-1 , KD-KI-2 tidak memiliki indikator hasil, tapi dalam evaluasi indikator penilaian muncul. Bagaimana rumusannya ?

Vita Puspasari mengatakan...

Apakah perkembangan kemampuan domain afektif selalu seiring sejalan dengan kognitif ataupun psikomotorik?

Vita Puspasari mengatakan...

Menyusun atau melakukan sesuatu dari yang mudah menunju yang sulit, dari tang sederhana menuju yang kompleks, dari kongkret menuju yang abstrak adalah naluri/insting manusia. Apa bedanya domain afektif dengan insting/ nalufi ?

Posting Komentar

Ipsum

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.

Dolor

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.