Kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kompetensi hasil belajar dalam rumusan KD ditentukan menggunakan pisau analisis Taksonomi Tujuan Pendidikan (The Taxonomy Of Educational Objectives). Taksonomi Tujuan Pendidikan adalah sebuah kerangka acuan untuk mengelompokkan kompetensi yang diharapkan tercapai oleh peserta didik sebagai dampak dari hasil sebuah pembelajaran (Krathwohl). Taksonomi Tujuan Pendidikan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan kata kerja dalam rumusan indikator pencapai hasil belajar yang akan dijadikan landasan dalam menyusun inetrumen evaluasi hasil balajar.
Banyak taksonomi tujuan pendidikan yang tertuang dalam buku sumber, diantaranya Benjamin Bloom, Reguluth, Robert Gegne, Merill and Goodman dan yang lainnya tapi yang digunakan dalam penyusunan Standar Isi adalah taksonomi tujuan pendidikan yang disusun oleh Benjamin Bloom tahun 1956. Bloom mengidentifikasi tiga domain tujuan pendidikan yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective) dan psikomotorik (psychomotor). Domain kognitif terkait dengan ranah kemampuan berpikir/intelektual, afektif (affective) terkait dengan ranah perasaan dan emosi dan psikomotor (psycomotric) terkait dengan ranah kemampuan fisik.
Bloom dan kolega berhasil mengelaborasi domain cognitive dan afektif namun tidak sempat mengelaborasi domain psikomotorik. Hasil elaborasi berbentuk kategori untuk setiap domain. Domain kognitif terdiri dari 6 kategori yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi; dan domain afeksi terdiri dari 5 kategori yaitu penerimaan, respon, penilaian, mengorganisasikan dan menginternalisasika. Domain psikomotorik berhasil dielaborasi oleh ahli lain seperti RH Dave tahun 1975, Horrow dan Simson.
Ketiga domain tidak merupakan hirarki. Kognitif, afeksi dan psikomotorik memiliki hubungan horizontal yang saling melengkapi. Sebuah kemampuan, misalnya menendang bola merupakan akumulasi dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kemampuan kognitifnya adalah pengetahuan mengenai prosedur dan teknik penendang bola, kemampuan psikomotirknya adalah ketaerampilan fisik gerakan menendang bola, dan kemampuan afeksinya adalah kegigihan.
Kategori-kategori pada setiap domain merupakan tingkatan dari yang sederhana ke yang rumit dan dari yang nyata/kongkrit ke yang abstrak. Krathwohl mengasumsikan bahwa pada kategori taksonomi Bloom merupakan kumulasi hirarki. Maksudnya bahwa kategori yang lebih sederhana merupakan syarat untuk menguasai kategori yang lebih kompleks. Maksudnya seeseorang akan bisa menjelaskan kalau sduah mengetahui, akan dapat menerapkan apabila sudah dapat menjalaskan, akan dapat menganalisis apabila sudah dapat menerapkan, dan seterusnya. Contohnya, seorang anak belum dapat menerapkan rumus Pythagoras apabila belum mengetahui dan memahami hukum tersebut. Seorang anak belum dapat membuat puisi apabila belum bisa menjelaskan definisi puisi dan menjalskan prosedur dan teknik penulisannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bloom B. S. (1o956). Taxonmy of Educational Objectives, Handbook I: The Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc.
Dave, R. H. (1975). Developing and Writing Behavioral Objectives. (R. J. Armstrong, ed.). Tucson, Arizona: Educational Innovators Press.
Harrow, A. (1972) A Taxonomy of Psychomotor Domain: A Guide for Developing Behavioral Objectives. New York: David McKay.
Krathwohl, D. R., Bloom, B. S., & Masia, B. B. (1973). Taxonomy of Educational Objectives, the Classification of Educational Goals. Handbook II: Affective Domain. New York: David McKay Co., Inc.
Pohl, M. (2000). Learning to Think, Thinking to Learn: Models and Strategies to Develop a Classroom Culture of Thinking. Cheltenham, Vic.: Hawker Brownlow.
Simpson E. J. (1972). The Classification of Educational Objectives in the Psychomotor Domain. Washington, DC: Gryphon House.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ipsum
Delete this widget in your dashboard. This is just an example.
Dolor
Delete this widget in your dashboard. This is just an example.
5 comments:
Silakan beri komentar
Apakah semua mata pelajaran dalam menggunakan kata kerja harus mengacu kepada taksonomi tujuan pendidikan? Bagaimana dengan mata pelajaran yang tidak ada ranah Psokomotornya?
Domain kognitif seolah olah memilik itempat tertinggi sehinggadianggap lebih penting ,bagaimana menjelaskan paradigma tersebut bahwa sesungguhnya domain afektif dan psikomotor juga merupakan proses dan menjadi alat ukur bagi peserta didik
Menurut pemahaman saya hasil belajar merupakan kolaborasi(persenyawaan) dari ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif dan pada tingkat sempurna menghadirkan karakter pada siswa. Pertanyaan saya bagaimana agar dapat mewujudkan proses pembelajaran yang mengarah pada pembentukan karakter siswa dari sudut perencanaan dan penilaian hasil belajar ?
Apakah sangat terpengaruh taksonomi ini dengan tujuan pendidikkan dalam kognitif,afektifdan psikomotorik,kalau terpengaruh apa pengaruhnya dalama tujuan pendidikkan,dan klo tidak mengapa demikian.
Posting Komentar