Feature Top (Full Width)

BUDAYA MENYONTEK

Kamis, 03 Mei 2018


Oleh Asip Suryadi

Di sebuah arena Diklat saya mengatakan "Tidak boleh sedikitpun memberi kesempatan kepada siswa untuk menyontek". Lalu peserta Diklat serempak berseloroh "Kecuali kalau tidak ketahuan". Didengar dari suaranya, saya memprediksi lebih dari setengah jumlah peserta mengucapkannya secara serentak dengan nada yang nyaris sama. Seperti paduan suara.

Saya menganggap itu bercanda. Tapi agak membuat gerah juga, jangan-jangan itu keyakinan, persepsi dan sikap mereka. Saya mengkonfirrmasi dengan mengajukan pertanyaan "Apakah Anda setuju?" Tidak banyak yang menjawab.

Pagi berikutnya saya mengajak peserta untuk mensimulasikan 5 Budaya Kerja Kementerian Agama, kemudian secara khusus mengajak diskusi maknanya. Saya memberi penekanan terhadap nilai integritas. Saya lihat banyak yang menanggapinya datar-datar saja. Mungkin mereka ingin mengatakan: Ah teori...!!!

Besoknya saya mengajak lagi meneriakkan 5 Budaya Kerja Kemenag dengan harapan ada sebuah nilai yang tertanam meskipun secuil. Di akhir sesi Diklat kami memberi soal ujian. Ternyata banyak peserta Diklat (yang terdiri dari guru mata pelajaran) berusaha menyontek.

Saya mengelus dada.
Guru kencing berdiri
Murid kencing berlari
Berapa generasi lagi???

Sumber gambar: https://www.liputan6.com/global/read/2505190/7-modus-canggih-menyontek-yang-tak-terbayangkan, 9-7-2020

0 comments:

Posting Komentar

Ipsum

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.

Dolor

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.