Oleh Asip Suryadi
Guru inspiratif, banyak bentuk pembelajaran jarak
jauh. Dilihat dari segi teknologinya, salah satu bentuk dari Pendidikan jarak
jauh adalah online learning. Selain online learning, pendidikan
jarak jauh bentuk lain diantaraya adalah pendidikan jarak jauh melalui surat,
melalui radio, melalui telivisi dan ada yang kombinasi. Namun demikian, bentuk
pendidikan jarak jauh yang berkembang sekarang adalah online learning.
Meskipun bentuk-bentuk lain kemungkinan masih dilakukan di tempat lain di
peloksok bumi ini namun hampir semua sudah mengarah ke online. Pada
artikel ini kita akan mempelajari online learning. Artikle ini merupakan
resume hasil membaca dari beberapa buku.
Menjelang abad 21 mucul banyak istilah yang menggambarkan
perkembangan konsep pendidikan terbuka jarak jauh (open and distance
education). Otte, Pecorino, & Picciano (2001) menyebtukan beberapa
istilah seperti distance
education, distance teaching, distance learning, open learning, distributed
learning, asynchronous learning, telelearning, dan flexible learning. Istilah
lain yang juga digunakan seperti yang dikemukakan oleh Wedmayer yaitu non-traditional
learning, independent study, out-of-school learning dan external study (Verduin
& Clark, 1991).
Selain itu muncul istilah baru
seperti distributed
learning, e-learning,
online learning
dan wab-based
learning. Bahkan terakhir muncul istilah ubiquitous learning seperti
yang yang dikemukakan oleh Rasier dan Dempsey (2007).
Istilah-istilah tersebut mengambarkan konsep-konsep yang
khas namun memiliki kesamaan yaitu menggambarkan sebuah proses pendidikan
dimana guru dan peserta didik berada pada tempat yang terpisah namun disatukan
dengan teknologi. Baik dalam referensi maupun dalam percakapan sehari-hari
istilah-istilah tersebut sering digunakan untuk hal yang sama sehingga sering
menimbulkan pengertian yang salah kaprah. Istilah e-learning, online learning, web-based learning, tele-learning,
mobile learning (M-Learning), dan ubiquotus learning
(U-Learning) adalah konsep-konsep dalam open learning
yang berkembang dilandasi dengan bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang
digunakan.
Dari deretan istilah tersebut yang menggambarkan konsep
paling umum adalah e-learning.
Diantara definisi yang paling mewakili dirumuskan oleh Kenneth Fee berikut: “E-learning is an
approach to learning and development: a collection of learning methods using
digital technologies, which enable, distribute and enhance learning”. Definisi
tersebut menjelaskan bahwa E-learning adalah sebuah pendekatan pembelajaran
berbasis teknologi digital yang didalamnya berbagai metode pemelajaran sehingga
dapat digunakan banyak orang untuk belajar kapan saja dan dimana saja. Fee
melihat e-learning
tidak sekedar kaitannya dengan teknologi pembelajaran melainkan sebagai sebuah
kumpulan ramuan metode pembelajaran. Dalam definisi tersebut disebutkan media
belajar yang digunakan adalah teknologi digital yang didalamnya termasuk
Internet, intranet/extranet (LAN/WAN), audio-videotape, penyiaran via satelit,
TV, CD-ROM, radio dan sejenisnya.
Berikutnya istilah yang lebih spesifik adalah web-based learning
dan online
learning. Kedua istilah ini menggambarkan kegiatan belajar yeng menggunakan
media jaringan (internet). Secara teknis Jolliffe, Raiser & Steven
mendefinsikan web
base learning sebagai sebuah sistem penyampaian dan akses terhadap kumpulan
materi ajar berbasis elektronik mengunakan web server, web browser dan http protocol.
Salah satu ciri dari web-based learning
adalah materi ajar terdiri dari teks, grafik, dan multimedia seperti video,
audio dan animasi yang diunggah ke jaringan dan pembelajaran dilakukan peserta
didik secara mandiri (personalized) (Jolliffe
et al., 2001).
Dari beberapa definisi yang dikemukakan ahli seperti
Bliuc, Goodyear, & Ellis (2007); Hoic-Bozic, Mornar, & Boticki (2009);
Osguthorpe & Graham (2003) Nguyen (2015) menyimpulkan bahwa pembelajaran online
adalah pembelajaran yang menggunakan media internet yang digabungkan dengan
berbagai teknologi (Nguyen, 2015). Sank dan Sitze (2004: 2) mendefinisikan
pembelejaran online sebagai berikut: “Online learning involves the use of
network technologies (such as the Internet and business networks) for
delivering, supporting, and assessing formal and informal instruction”.
Definisi-definisi tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran online adalah
moda pembelajaran yang melibatkan media teknologi jaringan seperti internet
atau jaringan bisnis untuk menyajikan, mendukung dan mengukur proses dan
hasilnya baik formal maupun non formal. Melalui media tersebut bahan,
perpustakaan elektronik, materi ajat lain, diskusi baik sinkronus maupun
asinkronus, perbincangan, surel, konferensi, dan aplikasi berbagi pengetahuan
dipadukan menjadi sebuah fasilitas belajar terbuka dan jarak jauh. Yang penting
dicatat menurut Shank dan Sitze pembelajaran online tidak harus seluruh
kegiatan disajikan online namun juga dapat dipadukan dengan pembelajaran
taap muka yang disebut hybrid atau blended learning.
Moda pembelajaran tersebut dapat menggunakan dua jenis
jaringan yaitu intranet/extranet (LAN dan WAN) dan internet.
Intranet/extranet adalah jaringan lokal sedangkan intenet bersifat world wide web.
Contoh media belajar intranet/extranet adalah learning management
sistem (LMS) dan content management
sistem (CMS) yang disediakan di sebuah lembaga dan hanya bisa diakses
melalui computer LAN di dalam instansi tersebut. Dalam sistem ini karyawan bisa
memperoleh bahan ajar dan melakukan kegiatan belajar melalui jaringan internal
semata. Contoh pembelajaran menggunakan internet adalah pendidikan terbuka
bebasis internnet yang dapat diikuti oleh banyak orang yang berada dimana saja
menggunakan perangkat akses internet. Media belajar yang dapat digunakan bisa
dalam bentuk e-mail,
web blog, chat lines, discussion forum, video/audio, simulasi online, game
online, video conferencing dan sejenisnya.
Mobile learning (M-Learning)
adalah sebuah proses belajar menggunakan teknologi genggam (mobile device)
sebagai alat. Traxler (2005: 265) mendefinisikan mobile learning adalah “any education
provision where tho sole or dominant technologies are handeled or plmtop device”.
Dalam definisi Traxler, kata kunci dalam mobile learning adalah teknologi
belajar yang digunakan adalah teknologi genggam yang dapat dibawa kemana saja.
Ini adalah sejenis belajar dimana setiap peserta didik bisa belajar dimana saja
dan kapan saja karena mengunakan mobile technology
atau portable
device. Model belajar terbuka ini lebih spesifik dalam hal teknologi yang
digunakan yaitu komputer cerdas yang bisa dibawa kemana-mana dan dapat
mengakses sumber belajar kapan saja seperti laptop, tablet, smartphone dan
sejenisnya. Namun demikian Traxler menjelaskan bahwa definisi tersebut masih
belum jelas dan berubah terus. Selain itu definisi M-learning ditentukan oleh
sudut pandang. Definisi Traxler di atas lebih dominan dari segi penggunaan
teknologi.
Ubiquitous learning
adalah sebuah istilah baru dalam pendidikan jarak jauh. Dalam kamus Cembridge online
kata ubiquitous
berarti seeming to
be everywhere (terlihat dimana-mana). Istilah pertama yang muncul adalah Ubiquitous
computing yang menggambarkan sebuah perangkat elektronik kecil yang dapat
digunakan untuk computing
(penghitungan) dan komunikasi seperti smart mobile phone
(telepon genggam cerdas).
Istilah Ubiquitous Learning
yang sering disebut u-learning
menurut Yahya, Ahmad, & Jalil (2010) belum memiliki pengertian yang
benar-benar jelas, namun secara garis besar menggambarkan sebuah lingkungan
belajar yang memungkinkan orang untuk belajar melalui penggunaan komputer dalam
berbagai konteks dan situasi. Mengutip pendapat Traxler dan Kukulska-Hume,
Sampson, Pedro, Dirk dan Spector mendefinisikan ubiquituous leraning
sebgaai “the
potential of computer technology to make learning possible at any time and any
place” (potensi teknologi komputer untuk memfasilitasi terjadinya proses
belajar kapan saja dan dimana saja) (Sampson & Servas, 2013: 4).
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat digambarkan
keterkaitan antara e-learning, web base learning, mobile learning, ubquitous
learning dan mobli learning. E-learning adalah
konsep paling umum. Kata kunci dari e-learning adalah
penerapan pedagogi dalam teknologi digital untuk menciptakan lingkungan belajar
terbuka jarak jauh. Menurut Traxler, kata kunci yang sering digunakan dalam e-learning
diantaranya structured (terstruktur), media rich
(menggunakan media beragam), broadband (digunakan secara luas), interactive
(multi arah), intellegent
(cerdas), dan usable
(dapat digunakan secara luas).
Seperti yang dijelaskan oleh Altinisik dan Adiguzel, “one of an electronic
learning type is mobile learning” (Traxler, 2005: 4), sedangkan mobile learning
adalah bagian dari web
base learning, yang pengertiannya setara dengan online learning.
Mobile learning adalah pembelajaran online yang menggunakan perangkat
teknologi genggam (mobile
technology) seperti smartphone,
laptop, tablet dan sejenisnya. Melalui teknologi tersebut masyarakat dapat
belajar kapan saja dan dimana saja. Menurut Traxler, kata kunci yang sering
digunakan dalam mobile
learning adalah personal
(pribadi),
spontaneous (spontan), informal, pervsive (meresap), situated (terkondisikan), privat (perseorangan), context-aware (konteks
sesuai yang dinignkan), bite sized (sesuai
dengan kemampuan, dan portable (dapat
dibawa).
Ubiquitous adalah
sifat dari teknologi online genggam.
Traxler menegaskan bahwa “… we see that mobile
devices and technologies are pervasive and ubiquitous …”. Altinisik
dan Adiguzel menjelaskan bahwa Ubiquitous Learning
Environment (ULE) adalah proses belajar dimana siswa tidak harus berupaya
keras untuk belajar karena materi yang dipelajari sudah disajikan di sekitar
mereka sehingga belajar dapat terjadi dimana saja. Menurut Bomsdorf karakteristik
dari ubiquitous
learning adalah permanency,
accessibility, immediacity, interactivity, situating of instructional ectivity
dan adaptability. Jadi ubiquitous learning adalah m-learning yang
lebih mudah karena menggunakan perangkat yang lebih adaptif dan instant seperti
wifi dan software
(perangkat lunak).
Selain itu ubiquitous juga menggabarkan teknologi digital
computing. Yang dimaksud digital computing adalah pemrosesan data
menggunakan prosesor dalam koputer atau mesin elektronik yang dapat diprogram
sehingga dapat melakukan operasi matematika atau logika berkecepatan tinggi
dalam bentuk merakit, menyimpan, menghubungkan, atau memproses informasi.
Apabila digambarkan dalam sebuah skema keterkaitan antara
istilah-istilah tersebut dari perspektif media dapat diformulasikan dalam
gambar berikut.
Dalam formulasi di atas
digambarkan bahwa pembelajaran online
(online learning) adalah bagian dari web base learning yang merupakan salah
satu bentuk dari pembelajaran elektronik (e-leaarning).
Dalam online learning dapat digunakan teknologi genggam sehingga
pembelajaran dapat dilakukan secara mobile (mobile
learning), dan dalam perangkat mobile leraning dapat digunakan
teknologi ubiquitous sehingga
pembelajaran lebih mudah, lebih cepat dan lebih menyenangkan.
Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa online learning (pembelajaran online)
adalah sebuah bentuk pembelajaran terbuka jakark jauh menggunakan media
internet/jaringan sebagai sumber dan media belajar sekaligus sebagai alat
pengelola pembelajaran. Pembelajaran online dapat dilaksanakan mengguanak
barbagai teknologi sehingga dapat bersifat mobile dan ubiquitous.
Dengan sifat pembelajaran seperti itu maka pembelajaran dapat dilaksanakan
lebih fleksibel, mudah dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Jolliffe, A., Ritter, J., & Steven, D. (2001). The
Online Learning Handbook: Developing and Using Web-Based Learning. Kogan
Page.
Nguyen, T. (2015). The Effectiveness of Online Learning :
Beyond No Significant Difference and Future Horizons. Journal of Online
Learning and Teaching, 11(2), 309–320.
Otte, G., Pecorino, P. A., & Picciano, A. G. (2001). Distance
Learning and CUNY: A Broad Overview.
http://www.qcc.cuny.edu/socialsciences/ppecorino/psc_dlart.html
Reiser, R. A., & Dempsey, J. V. (2007). Trend and
Issues in Instructional Design and Technology (Second Edi). Pearson.
Sampson, D. G., & Servas, P. (2013). Context-Aware Adaptive and Personalized Mobile learning System. In D. G. Sampson, P.
Isaias, D. Ifenthaler, & J. M. Spector (Eds.), Ubiquitous and Mobile
Learning in the Digital Age (p. 4). Springer.
https://doi.org/10.1007/978-1-4614-3329-3
Shank, P., & Sitze, A. (2004). Making Sense Of Online
Learning A Guide For Beginners And Truly Sceptical. In Digital Age.
Pfeipper. https://doi.org/10.1242/jeb.076570
Traxler, J. (2005). Defining mobile-learning. Learning,
40(September 2004), 261–266. https://doi.org/10.1901/jaba.2003.36-449
Verduin, J. R., & Clark, T. A. (1991). Distance
Eduction: The Foundations of Effective Practices. Jossey-Bass Publisher.
Yahya, S., Ahmad, E. A., & Jalil, K. A. (2010). The
definition and characteristics of ubiquitous learning: ADiscussion. In International
journal of Education and Development using Information and Communication
Technology (IJEDICT) (Vol. 6, Issue 1).
Updated 18/5/2020
By Asip Suryadi
Ilustrasi Gambar diambil dari: https://asia.nikkei.com/Life-Arts/Education/E-learning-software-company-Surala-enlists-ninjas-help-to-grow-in-Asia, 18-52020
1 comments:
Salut buat pak Asip,terus berkarya,dan terus berkarya,
Posting Komentar