Feature Top (Full Width)

PEMBELAJARAN DARING

Kamis, 09 Juli 2020

Oleh Asip Suryadi

 Guru inspiratif, banyak bentuk pembelajaran jarak jauh. Dilihat dari segi teknologinya, salah satu bentuk dari Pendidikan jarak jauh adalah online learning. Selain online learning, pendidikan jarak jauh bentuk lain diantaraya adalah pendidikan jarak jauh melalui surat, melalui radio, melalui telivisi dan ada yang kombinasi. Namun demikian, bentuk pendidikan jarak jauh yang berkembang sekarang adalah online learning. Meskipun bentuk-bentuk lain kemungkinan masih dilakukan di tempat lain di peloksok bumi ini namun hampir semua sudah mengarah ke online. Pada artikel ini kita akan mempelajari online learning. Artikle ini merupakan resume hasil membaca dari beberapa buku.

Menjelang abad 21 mucul banyak istilah yang menggambarkan perkembangan konsep pendidikan terbuka jarak jauh (open and distance education). Otte, Pecorino, & Picciano (2001) menyebtukan beberapa istilah seperti distance education, distance teaching, distance learning, open learning, distributed learning, asynchronous learning, telelearning, dan flexible learning. Istilah lain yang juga digunakan seperti yang dikemukakan oleh Wedmayer yaitu non-traditional learning, independent study, out-of-school learning dan external study (Verduin & Clark, 1991). Selain itu muncul istilah baru seperti distributed learning, e-learning, online learning dan wab-based learning. Bahkan terakhir muncul istilah ubiquitous learning seperti yang yang dikemukakan oleh Rasier dan Dempsey (2007).

Istilah-istilah tersebut mengambarkan konsep-konsep yang khas namun memiliki kesamaan yaitu menggambarkan sebuah proses pendidikan dimana guru dan peserta didik berada pada tempat yang terpisah namun disatukan dengan teknologi. Baik dalam referensi maupun dalam percakapan sehari-hari istilah-istilah tersebut sering digunakan untuk hal yang sama sehingga sering menimbulkan pengertian yang salah kaprah. Istilah e-learning, online learning, web-based learning, tele-learning, mobile learning (M-Learning), dan ubiquotus learning (U-Learning) adalah konsep-konsep dalam open learning yang berkembang dilandasi dengan bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan.

Dari deretan istilah tersebut yang menggambarkan konsep paling umum adalah e-learning. Diantara definisi yang paling mewakili dirumuskan oleh Kenneth Fee berikut: “E-learning is an approach to learning and development: a collection of learning methods using digital technologies, which enable, distribute and enhance learning”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa E-learning adalah sebuah pendekatan pembelajaran berbasis teknologi digital yang didalamnya berbagai metode pemelajaran sehingga dapat digunakan banyak orang untuk belajar kapan saja dan dimana saja. Fee melihat e-learning tidak sekedar kaitannya dengan teknologi pembelajaran melainkan sebagai sebuah kumpulan ramuan metode pembelajaran. Dalam definisi tersebut disebutkan media belajar yang digunakan adalah teknologi digital yang didalamnya termasuk Internet, intranet/extranet (LAN/WAN), audio-videotape, penyiaran via satelit, TV, CD-ROM, radio dan sejenisnya.

 Berikutnya istilah yang lebih spesifik adalah web-based learning dan online learning. Kedua istilah ini menggambarkan kegiatan belajar yeng menggunakan media jaringan (internet). Secara teknis Jolliffe, Raiser & Steven mendefinsikan web base learning sebagai sebuah sistem penyampaian dan akses terhadap kumpulan materi ajar berbasis elektronik mengunakan web server, web browser dan http protocol. Salah satu ciri dari web-based learning adalah materi ajar terdiri dari teks, grafik, dan multimedia seperti video, audio dan animasi yang diunggah ke jaringan dan pembelajaran dilakukan peserta didik secara mandiri (personalized) (Jolliffe et al., 2001).

Dari beberapa definisi yang dikemukakan ahli seperti Bliuc, Goodyear, & Ellis (2007); Hoic-Bozic, Mornar, & Boticki (2009); Osguthorpe & Graham (2003) Nguyen (2015) menyimpulkan bahwa pembelajaran online adalah pembelajaran yang menggunakan media internet yang digabungkan dengan berbagai teknologi (Nguyen, 2015). Sank dan Sitze (2004: 2) mendefinisikan pembelejaran online sebagai berikut: “Online learning involves the use of network technologies (such as the Internet and business networks) for delivering, supporting, and assessing formal and informal instruction”. Definisi-definisi tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran online adalah moda pembelajaran yang melibatkan media teknologi jaringan seperti internet atau jaringan bisnis untuk menyajikan, mendukung dan mengukur proses dan hasilnya baik formal maupun non formal. Melalui media tersebut bahan, perpustakaan elektronik, materi ajat lain, diskusi baik sinkronus maupun asinkronus, perbincangan, surel, konferensi, dan aplikasi berbagi pengetahuan dipadukan menjadi sebuah fasilitas belajar terbuka dan jarak jauh. Yang penting dicatat menurut Shank dan Sitze pembelajaran online tidak harus seluruh kegiatan disajikan online namun juga dapat dipadukan dengan pembelajaran taap muka yang disebut hybrid atau blended learning.

Moda pembelajaran tersebut dapat menggunakan dua jenis jaringan yaitu intranet/extranet (LAN dan WAN) dan internet.  Intranet/extranet adalah jaringan lokal sedangkan intenet bersifat world wide web. Contoh media belajar intranet/extranet adalah learning management sistem (LMS) dan content management sistem (CMS) yang disediakan di sebuah lembaga dan hanya bisa diakses melalui computer LAN di dalam instansi tersebut. Dalam sistem ini karyawan bisa memperoleh bahan ajar dan melakukan kegiatan belajar melalui jaringan internal semata. Contoh pembelajaran menggunakan internet adalah pendidikan terbuka bebasis internnet yang dapat diikuti oleh banyak orang yang berada dimana saja menggunakan perangkat akses internet. Media belajar yang dapat digunakan bisa dalam bentuk e-mail, web blog, chat lines, discussion forum, video/audio, simulasi online, game online, video conferencing dan sejenisnya.

Mobile learning (M-Learning) adalah sebuah proses belajar menggunakan teknologi genggam (mobile device) sebagai alat. Traxler (2005: 265) mendefinisikan mobile learning adalah “any education provision where tho sole or dominant technologies are handeled or plmtop device”. Dalam definisi Traxler, kata kunci dalam mobile learning adalah teknologi belajar yang digunakan adalah teknologi genggam yang dapat dibawa kemana saja. Ini adalah sejenis belajar dimana setiap peserta didik bisa belajar dimana saja dan kapan saja karena mengunakan mobile technology atau portable device. Model belajar terbuka ini lebih spesifik dalam hal teknologi yang digunakan yaitu komputer cerdas yang bisa dibawa kemana-mana dan dapat mengakses sumber belajar kapan saja seperti laptop, tablet, smartphone dan sejenisnya. Namun demikian Traxler menjelaskan bahwa definisi tersebut masih belum jelas dan berubah terus. Selain itu definisi M-learning ditentukan oleh sudut pandang. Definisi Traxler di atas lebih dominan dari segi penggunaan teknologi.

Ubiquitous learning adalah sebuah istilah baru dalam pendidikan jarak jauh. Dalam kamus Cembridge online kata ubiquitous berarti seeming to be everywhere (terlihat dimana-mana). Istilah pertama yang muncul adalah Ubiquitous computing yang menggambarkan sebuah perangkat elektronik kecil yang dapat digunakan untuk computing (penghitungan) dan komunikasi seperti smart mobile phone (telepon genggam cerdas).

Istilah Ubiquitous Learning yang sering disebut u-learning menurut Yahya, Ahmad, & Jalil (2010) belum memiliki pengertian yang benar-benar jelas, namun secara garis besar menggambarkan sebuah lingkungan belajar yang memungkinkan orang untuk belajar melalui penggunaan komputer dalam berbagai konteks dan situasi. Mengutip pendapat Traxler dan Kukulska-Hume, Sampson, Pedro, Dirk dan Spector mendefinisikan ubiquituous leraning sebgaai “the potential of computer technology to make learning possible at any time and any place” (potensi teknologi komputer untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar kapan saja dan dimana saja) (Sampson & Servas, 2013: 4).

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat digambarkan keterkaitan antara e-learning, web base learning, mobile learning, ubquitous learning dan mobli learning. E-learning adalah konsep paling umum. Kata kunci dari e-learning adalah penerapan pedagogi dalam teknologi digital untuk menciptakan lingkungan belajar terbuka jarak jauh. Menurut Traxler, kata kunci yang sering digunakan dalam e-learning diantaranya structured (terstruktur), media rich (menggunakan media beragam), broadband (digunakan secara luas), interactive (multi arah), intellegent (cerdas), dan usable (dapat digunakan secara luas).

Seperti yang dijelaskan oleh Altinisik dan Adiguzel, “one of an electronic learning type is mobile learning” (Traxler, 2005: 4), sedangkan mobile learning adalah bagian dari web base learning, yang pengertiannya setara dengan online learning. Mobile learning adalah pembelajaran online yang menggunakan perangkat teknologi genggam (mobile technology) seperti smartphone, laptop, tablet dan sejenisnya. Melalui teknologi tersebut masyarakat dapat belajar kapan saja dan dimana saja. Menurut Traxler, kata kunci yang sering digunakan dalam mobile learning adalah personal (pribadi), spontaneous (spontan), informal, pervsive (meresap), situated (terkondisikan), privat (perseorangan), context-aware (konteks sesuai yang dinignkan), bite sized (sesuai dengan kemampuan, dan portable (dapat dibawa).

Ubiquitous adalah sifat dari teknologi online genggam. Traxler menegaskan bahwa “… we see that mobile devices and technologies are pervasive and ubiquitous …”.  Altinisik dan Adiguzel menjelaskan bahwa Ubiquitous Learning Environment (ULE) adalah proses belajar dimana siswa tidak harus berupaya keras untuk belajar karena materi yang dipelajari sudah disajikan di sekitar mereka sehingga belajar dapat terjadi dimana saja. Menurut Bomsdorf karakteristik dari ubiquitous learning adalah permanency, accessibility, immediacity, interactivity, situating of instructional ectivity dan adaptability. Jadi ubiquitous learning adalah m-learning yang lebih mudah karena menggunakan perangkat yang lebih adaptif dan instant seperti wifi dan software (perangkat lunak). 

Selain itu ubiquitous juga menggabarkan teknologi digital computing. Yang dimaksud digital computing adalah pemrosesan data menggunakan prosesor dalam koputer atau mesin elektronik yang dapat diprogram sehingga dapat melakukan operasi matematika atau logika berkecepatan tinggi dalam bentuk merakit, menyimpan, menghubungkan, atau memproses informasi.

Apabila digambarkan dalam sebuah skema keterkaitan antara istilah-istilah tersebut dari perspektif media dapat diformulasikan dalam gambar berikut.

Dalam formulasi di atas digambarkan bahwa pembelajaran online (online learning) adalah bagian dari web base learning yang merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran elektronik (e-leaarning). Dalam online learning dapat digunakan teknologi genggam sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara mobile (mobile learning), dan dalam perangkat mobile leraning dapat digunakan teknologi ubiquitous sehingga pembelajaran lebih mudah, lebih cepat dan lebih menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa online learning (pembelajaran online) adalah sebuah bentuk pembelajaran terbuka jakark jauh menggunakan media internet/jaringan sebagai sumber dan media belajar sekaligus sebagai alat pengelola pembelajaran. Pembelajaran online dapat dilaksanakan mengguanak barbagai teknologi sehingga dapat bersifat mobile dan ubiquitous. Dengan sifat pembelajaran seperti itu maka pembelajaran dapat dilaksanakan lebih fleksibel, mudah dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Jolliffe, A., Ritter, J., & Steven, D. (2001). The Online Learning Handbook: Developing and Using Web-Based Learning. Kogan Page.

Nguyen, T. (2015). The Effectiveness of Online Learning : Beyond No Significant Difference and Future Horizons. Journal of Online Learning and Teaching, 11(2), 309–320.

Otte, G., Pecorino, P. A., & Picciano, A. G. (2001). Distance Learning and CUNY: A Broad Overview. http://www.qcc.cuny.edu/socialsciences/ppecorino/psc_dlart.html

Reiser, R. A., & Dempsey, J. V. (2007). Trend and Issues in Instructional Design and Technology (Second Edi). Pearson.

Sampson, D. G., & Servas, P. (2013). Context-Aware Adaptive and Personalized Mobile learning System. In D. G. Sampson, P. Isaias, D. Ifenthaler, & J. M. Spector (Eds.), Ubiquitous and Mobile Learning in the Digital Age (p. 4). Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-3329-3

Shank, P., & Sitze, A. (2004). Making Sense Of Online Learning A Guide For Beginners And Truly Sceptical. In Digital Age. Pfeipper. https://doi.org/10.1242/jeb.076570

Traxler, J. (2005). Defining mobile-learning. Learning, 40(September 2004), 261–266. https://doi.org/10.1901/jaba.2003.36-449

Verduin, J. R., & Clark, T. A. (1991). Distance Eduction: The Foundations of Effective Practices. Jossey-Bass Publisher.

Yahya, S., Ahmad, E. A., & Jalil, K. A. (2010). The definition and characteristics of ubiquitous learning: ADiscussion. In International journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT) (Vol. 6, Issue 1).

Updated 18/5/2020

By Asip Suryadi 

Ilustrasi Gambar diambil dari: https://asia.nikkei.com/Life-Arts/Education/E-learning-software-company-Surala-enlists-ninjas-help-to-grow-in-Asia, 18-52020

1 comments:

Mang Ajum mengatakan...

Salut buat pak Asip,terus berkarya,dan terus berkarya,

Posting Komentar

Ipsum

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.

Dolor

Delete this widget in your dashboard. This is just an example.